Tentang Desa Kami
Koperasi Merah Putih hadir sebagai wujud semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi rakyat Indonesia. Berdiri dengan tekad untuk membangun kesejahteraan anggota dan masyarakat, kami mengusung nilai-nilai kebersamaan, transparansi, dan keadilan dalam setiap langkah. Melalui layanan yang inklusif dan inovatif, Koperasi Merah Putih berkomitmen menjadi pilar ekonomi kerakyatan yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing di tengah dinamika zaman.

Visi
Menjadi koperasi modern yang mandiri, transparan, dan berdaya saing tinggi dalam mewujudkan kesejahteraan anggota serta memperkuat ekonomi kerakyatan di Indonesia.
Misi
- Memberdayakan anggota koperasi melalui pelatihan, pendampingan, dan akses terhadap pembiayaan serta peluang usaha.
- Mengembangkan usaha koperasi yang profesional, akuntabel, dan berorientasi pada keberlanjutan.
- Membangun jaringan kemitraan strategis dengan berbagai pihak untuk memperluas manfaat ekonomi bagi anggota dan masyarakat.
- Meningkatkan kualitas layanan koperasi berbasis teknologi demi kemudahan, efisiensi, dan transparansi.
Sejarah Singkat
Kutorejo adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Mojokerto yang berada di timur. Kutorejo dilintasi jalur strategis yang menghubungkan ibukota Kabupaten Mojokerto yaitu Mojosari di utara dengan kawasan wisata populer di selatan yaitu Kecamatan Pacet dan sekitarnya.[1] Di sepanjang jalan tersebut terdapat banyak industri besar seperti pabrik krimer (PT LNK) hingga pabrik bir bintang. Pusat kecamatan Kutorejo berada di Desa Kutorejo yang terdapat Pasar Kutorejo yang ramai dan ikon kecamatan berupa monumen batu besar (Watu Gede) di tengah pertigaan untuk memperingati jasa Kompi Macan Putih Batalyon 504/Merak pimpinan Soemadi melawan agresi militer Belanda tahun 1948.
Selain industri besar, Kutorejo juga terdapat industri batu bata yang tersebar di berbagai desa seperti Karangdiyeng dan Kepuhpandak. Tercatat pada tahun 2015, terdapat sekitar 400 perajin batu bata dan jumlahnya terus menurun dengan berkurangnya jumlah bahan tanah liat yang diambil dari lahan pertanian. Kegiatan tersebut juga terancam oleh aktivitas tambang pasir batu yang dianggap merusak lingkungan tempat para perajin bekerja sehingga banyak didemo warga